Hubungan Bimbingan dan Konseling dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
Saw. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir
zaman di manapun mereka berada.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari-Nyalah, sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami beri judul “Hubungan
Bimbingan dan Konseling dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan”.
Dalam makalah dijelaskan tentang Pengertian Bimbingan dan Konseling, Hubungan
Bimbingan dan Konseling, Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan gambaran tentang materi yang harus selesaikan
dan juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.
Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih
sempurna pada masa yang akan datang.
Penyusun
BAB I
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap insan yang lahir ke dunia memerlukan pengembangan
untuk menjadikan manusia seutuhnya sebagaimana dikehendaki. Pengembangan
tersebut pada dasarnya adalah upaya memuliakan kemanusiaan yang telah terlahir
itu.
Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah untuk
mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu dalam
segenap dimensi kemanusiaanya, agar ia menjadi manusia yang seimbang antara
kehidupan individual dan sosialnya, kehidupan jasmaniah dan rohaniyah serta
kehidupan dunia dan akhirat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat
dirancang rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian
Bimbingan dan Konseling?
2.
Apa hubungan Bimbingan
dan Konseling?
3.
Bagaimana kedudukan
Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan?
4.
Bagaimana hubungan
Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Menjelaskan pengertian
Bimbingan dan Konseling.
2.
Menguraikan hubungan
Bimbingan dan Konseling.
3.
Menjelaskan keududukan
Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan.
4.
Menjelaskan hubungan
Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan.
D.
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pokok permasalahan, maka penulis menyusun
makalah ini dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
D.
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bimbingan
dan Konseling
B.
Hubungan Bimbingan dan
Konseling
C.
Kedudukan Bimbingan dan
Konseling dalam Pendidikan
D.
Hubungan Bimbingan dan
Konseling dalam Pendidikan
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Pengertian bimbingan menurut Frank Parson (1951: 23)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan yaitu bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku jabatan
serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.
Dunsmoor and Miller (1969: 71) menjelaskan bahwa bimbingan
yaitu suatu bentuk bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu untuk
memperoleh penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan.
Prayitno (1978: 21) membagi kepada beberapa kriteria, antara
lain:
1.
Bimbingan adalah usaha
pemberian bantuan
2.
Bimbingan diberikan
kepada orang-orang dari berbagai usia
3.
Bimbingan diberikan
oleh tenaga ahli
4.
Bimbingan bertujuan
untuk perbaikan kehidupan orang yang dibimbing, yaitu untuk:
a.
Mengatur kehidupan
sendiri
b.
Mengembangkan atau
memperluas pandangan
c.
Menetapkan pilihan
d.
Mengambil keputusan
e.
Memikul beban kehidupan
f.
Menyesuaikan diri
g.
Mengembangkan kemampuan
5.
Bimbingan
diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi
6.
Bimbingan merupakan
bagian pendidikan secara keseluruhan
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat
dipahami bahwa yang dimaksud dengan bimbingan merupakan proses layanan yang
diberikan kepada individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan, rencana, dan interpretasi
yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik. Dengan kata lain, bimbingan
merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap
individu.
Berikut ini akan dijelaskan pengertian konseling. Prayitno
(1982) mengemukakan bahwa konseling mempunyai pengertian pertemuan empat mata
antara klien dan penyuluh yang berisi usaha laras, unik dan hubungan yang di
lakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan norma-norma yang berlaku.
Kemudian Shertzer dan Stone (1974: 54) mengemukakan bahwa
konseling adalah proses di mana konselor membantu klien membuat interpretasi
tentang fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana atau penyesuaian yang
perlu dibuatnya.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa konseling merupakan hubungan pribadi yang dilakukan secara
tatap muka antara dua orang, dimana konselor melalui kemampuan khususnya
menyediakan situasi belajar, dan bibantu untuk memahami diri sendiri, keadaan
sekarang, kemungkinan masa depan yang dapat ia ciptakan melalui potensi yang
dimilikinya demi kesejahteraan pribadi, masyarakat, serta dapat belajar
memecahkan masalah dan menemukan kebutuhan mendatang.
Dalam mencapai semua pengembangan potensi yang ada pada
manusia tidak terlepas dari upaya layangan bimbingan dan konseling, karena
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada klien, dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan, dalam arti
kata mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Ponpon Harahap (1981) mengatakan bahwa konseling itu
merupakan alat yang paling penting dalam keseluruhan program bimbingan. Dengan
demikian dapat di simpulkan bahwa hubungan antara bimbingan dengan konseling
itu sangat erat sekali. Dari satu segi dapat kita lihat bahwa kedua istilah
tersebut mempunyai arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap
seseorang atau kelompok orang, dan dari segi lain konseling merupakan alat
dalam pemberian bimbingan, di samping alat-alat yang lain. Namun demikian
konseling merupakan alat yang utama dan paling ampuh dalam keseluruhan program
bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan titik sentral dari keseluruhan
kegiatan bimbingan.
C.
Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
Secara formal kedudukan bimbingan dan
konseling ada dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, antara lain :
a)
UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar
menyiapkan peserta didik melalui bimbingan dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang”
b)
PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab X pasal
25 ayat 1 yang menyatakan :
“Bimbingan adalah bantuan peserta didik
untuk memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”
“Bimbingan dilaksanakan oleh guru
pembimbing”
c)
UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6
“Pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, dan konselor, widyaiswara, pamong
belajar, fasilitator dan sebutan lain sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”
Tiga bidang utama pendidikan dijelaskan sebagai berikut:
1. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang ini menyangkut kegiatan
pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini terletak tanggung jawab
kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi lainnya) yang terkait
dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas, pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana
prasarana (material), supervisi, dan evaluasi program.
2. Bidang intruksional dan kurikuler
Bidang ini terkait dengan kegiatan
pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap
bidang ini adalah para guru.
3. Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)
Bidang ini terkait dengan program
pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai
perkembangannya yang optimal, melalui
interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.
jelaslah bahwa bimbingan dan
konseling tidak sekedar tempelan saja. Layanan bimbingan dan konseling
mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan
konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang
secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif.
Dari penjelasan di atas dan
keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan
bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan
strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada
siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara
efektif. Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan proses
belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan untuk:
a)
Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupu kelompok,
b)
Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
c)
Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai
dengan karakter istik pribadinya,
d) Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang
dihadapinya,
e)
Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
Berkenaan dengan hubungan antara
bimbingan dan pendidikan tersebut di atas, Rochma Natawidjaja (1990: 16) Memberikan
penjelasan sebagai berikut:
“...bimbingan dan konseling memiliki
fungsi dan posisi kunci dalam pendidikan di sekolah, yaitu sebagai pendamping
fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa
dalam bidang menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa
bimbingan dan konseling memiliki fungsi memberikan bantuan kepada siswa dalam
rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, yaitu membantu meratakan
jalan menuju ALLAH Swt.; berguna bagi manusia, dan bermanfaat bagi
kesejahteraan dan pembangunan bangsa, negara, dan umat manusia.
D.
Hubungan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
1.
Bimbingan dan Pendidikan
Bimbingan dengan pendidkan tidak ada perbedaan yang prinsip.
Namun bimbingan tidak identik dengan pendidikan. Kegiatan bimbingan tidak dapat
di pisahkan dari kegiatan pendidikan , secara keseluruhan. Sehingga pelaksanaan
bimbingan yang baik akan menjadi salah satu factor keberhasilan dari kegiatan
pendidikan. Untuk mencapai tujuan yang maksimal dari segala pendidikan,
dituntut adanya pelayanan bimbingan di sekolah.
2.
Hubungan antara Bimbingan dan Pendidikan
Ada lima pola hubungan fungsional antara bimbingan dengan
pendidikan, bimbingan identik dengan pendidikan, bimbingan sebagai pelengkap pendidikan,
pola kurikuler bimbingan dan konseling, pola layanan, urusan, kesiswaan, dan
bimbingan sebagai subsistem pendidikan pendidikan (Tohari Musnamar).
Sedang Moh. Surya mengatakan: “ Dalam bidang pendidikan
bimbingan mendapat tempat dan peranan yang amat penting dalam proses pendidikan
secara keseluruhan. Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari komponen lainya”.(Moh.Surya dalam Zainal Aqif, 2012: 31)
3. Hubungan
bimbingan dan konseling dalam Pendidikan
Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai
keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan
memuaskan. harapan tersebut seringkali kandas dan tidak terwujut, karena banyak
siswa tidak seperti yang diharapkan. maka sering mengalami berbagai macam
kesulitan dalam belajr. untuk mengatasi masalah kesulitan belajar maka
bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam bimbingan belajar,
bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
a) Bimbingan Belajar
Bimbingan ini di
maksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan
belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah. bimbingan ini antara lain
meliputi :
1.
cara belajar,
baik secara kelompok maupun individual
2.
cara bagaimana
merencanakan waktu dan kegiatan belajar
3.
efesiensi dalam
menggunakan buku-buku pelajaran
4.
cara mengatasi
kesulitan-kesuitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
5.
cara, proses dan
prosedur tentang mengikuti pelajaran
b)
Bimbingan Sosial
dalam proses
belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan
kelompok. bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam
memecahakan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah
sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.
c) Bimbingan dalam
Mengatasi Masalah-Masalah Pribadi
Bimbingan
dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadinya,
yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. siswa yang mempunyai masalah dan
belum dapat diatasi atau dipecahkan, akan cenderung mengganggu konsentrasinya
dalam belajar, akibat prestasi belaar yang di capai rendah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bimbingan konseling adalah upaya membantu
individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan
konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat
keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga
konseling merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Hubungan antara bimbingan dengan konseling itu sangat erat sekali.
Dari satu segi dapat kita lihat bahwa kedua istilah tersebut mempunyai arti
yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang atau kelompok
orang, dan dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan,
di samping alat-alat yang lain.
Secara formal kedudukan bimbingan dan
konseling ada dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, antara lain :
a)
UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1
b)
PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab X pasal
25 ayat 1
c)
UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6
Dalam bidang pendidikan bimbingan mendapat tempat dan peranan
yang amat penting dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan
dipandang sebagai salah satu komponen yang tak terpisahkan dari komponen lainya
B.
Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat
sederhana dan jauh dari kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat
diperlukan demi kesempurnaan makalah sehingga akan lebih bernanfaat
kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu a’lam.
DAFTAR
PUSTAKA
Tohirin,. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : PT
RAJAGRAFINDO PERSADA
Furqon,. 2005. Konsep Aplikasi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Bandung :
Pustaka Bany Quraisy
Mamat. Supriatna,. 2001. Bimbingan dan Konseling Berbasis
Kompetensi. Jakarta : PT
RAJAGRAFINDO PERSADA
0 Response to "Hubungan Bimbingan dan Konseling dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan"
Post a Comment