Hubungan Bimbingan dan Konseling dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan


KATA PENGANTAR


        Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam mengarungi kehidupan ini.


Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka berada.


Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari-Nyalah, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami beri judul “Hubungan Bimbingan dan Konseling dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan. Dalam makalah dijelaskan tentang Pengertian Bimbingan dan Konseling, Hubungan Bimbingan dan Konseling, Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan.


Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan gambaran tentang materi yang harus selesaikan dan juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.


Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.


                                                                         Jambi,       Mei 2013





                                                                                    Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah


Setiap insan yang lahir ke dunia memerlukan pengembangan untuk menjadikan manusia seutuhnya sebagaimana dikehendaki. Pengembangan tersebut pada dasarnya adalah upaya memuliakan kemanusiaan yang telah terlahir itu.


Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah untuk mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu dalam segenap dimensi kemanusiaanya, agar ia menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individual dan sosialnya, kehidupan jasmaniah dan rohaniyah serta kehidupan dunia dan akhirat.




B.                 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirancang rumusan masalah sebagai berikut:


1.      Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?


2.      Apa hubungan Bimbingan dan Konseling?


3.      Bagaimana kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan?


4.      Bagaimana hubungan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan?




C.                Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1.      Menjelaskan pengertian Bimbingan dan Konseling.


2.      Menguraikan hubungan Bimbingan dan Konseling.


3.      Menjelaskan keududukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan.


4.      Menjelaskan hubungan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan.


D.                Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pokok permasalahan, maka penulis menyusun makalah ini dengan sistematika sebagai berikut:


BAB    I           PENDAHULUAN


A.                Latar Belakang Masalah


B.                Rumusan Masalah


C.                Tujuan Penulisan


D.                Sistematika Penulisan


BAB    II         PEMBAHASAN


A.                Pengertian Bimbingan dan Konseling


B.                Hubungan Bimbingan dan Konseling


C.                Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan


D.                Hubungan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan


BAB    III        PENUTUP


A.                Kesimpulan


B.                Saran


DAFTAR PUSTAKA



BAB II


PEMBAHASAN



A.                Pengertian Bimbingan dan Konseling


Pengertian bimbingan menurut Frank Parson (1951: 23) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan yaitu bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.


Dunsmoor and Miller (1969: 71) menjelaskan bahwa bimbingan yaitu suatu bentuk bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu untuk memperoleh penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan.


Prayitno (1978: 21) membagi kepada beberapa kriteria, antara lain:


1.      Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan


2.      Bimbingan diberikan kepada orang-orang dari berbagai usia


3.      Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli


4.      Bimbingan bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang yang dibimbing, yaitu untuk:


a.       Mengatur kehidupan sendiri


b.      Mengembangkan atau memperluas pandangan


c.       Menetapkan pilihan


d.      Mengambil keputusan


e.       Memikul beban kehidupan


f.       Menyesuaikan diri


g.      Mengembangkan kemampuan


5.      Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi


6.      Bimbingan merupakan bagian pendidikan secara keseluruhan


Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan bimbingan merupakan proses layanan yang diberikan kepada individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan, rencana, dan interpretasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik. Dengan kata lain, bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.


Berikut ini akan dijelaskan pengertian konseling. Prayitno (1982) mengemukakan bahwa konseling mempunyai pengertian pertemuan empat mata antara klien dan penyuluh yang berisi usaha laras, unik dan hubungan yang di lakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan norma-norma yang berlaku.


Kemudian Shertzer dan Stone (1974: 54) mengemukakan bahwa konseling adalah proses di mana konselor membantu klien membuat interpretasi tentang fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana atau penyesuaian yang perlu dibuatnya.


Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang, dimana konselor melalui kemampuan khususnya menyediakan situasi belajar, dan bibantu untuk memahami diri sendiri, keadaan sekarang, kemungkinan masa depan yang dapat ia ciptakan melalui potensi yang dimilikinya demi kesejahteraan pribadi, masyarakat, serta dapat belajar memecahkan masalah dan menemukan kebutuhan mendatang.

B.                 Hubungan Bimbingan dan Konseling


Dalam mencapai semua pengembangan potensi yang ada pada manusia tidak terlepas dari upaya layangan bimbingan dan konseling, karena bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada klien, dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan, dalam arti kata mengembangkan potensi yang dimilikinya.


Ponpon Harahap (1981) mengatakan bahwa konseling itu merupakan alat yang paling penting dalam keseluruhan program bimbingan. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa hubungan antara bimbingan dengan konseling itu sangat erat sekali. Dari satu segi dapat kita lihat bahwa kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang atau kelompok orang, dan dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, di samping alat-alat yang lain. Namun demikian konseling merupakan alat yang utama dan paling ampuh dalam keseluruhan program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan titik sentral dari keseluruhan kegiatan bimbingan.



C.                Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan


Secara formal kedudukan bimbingan dan konseling ada dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, antara lain :


a)      UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa :


“Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui bimbingan dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”


b)      PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab X pasal 25 ayat 1 yang menyatakan :


“Bimbingan adalah bantuan peserta didik untuk memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”


“Bimbingan dilaksanakan oleh guru pembimbing”


c)      UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6


“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, dan konselor, widyaiswara, pamong belajar, fasilitator dan sebutan lain sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”




Tiga bidang utama pendidikan  dijelaskan sebagai berikut:


1.      Bidang Administrasi dan Kepemimpinan


Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi lainnya) yang terkait dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas,  pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan evaluasi program.


2.      Bidang intruksional dan kurikuler


Bidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini adalah para guru.


3.      Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)


Bidang ini terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui  interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung  jawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.


jelaslah bahwa bimbingan dan konseling tidak sekedar tempelan saja. Layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif.


Dari penjelasan di atas dan keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif. Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan untuk:


a)      Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupu kelompok,


b)      Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,


c)      Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakter istik  pribadinya,


d) Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya,


e)      Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.


Berkenaan dengan hubungan antara bimbingan dan pendidikan tersebut di atas, Rochma Natawidjaja (1990: 16) Memberikan penjelasan sebagai berikut:


“...bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi kunci dalam pendidikan di sekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa dalam bidang menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”


Lebih lanjut ia menegaskan bahwa bimbingan dan konseling memiliki fungsi memberikan bantuan kepada siswa dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, yaitu membantu meratakan jalan menuju ALLAH Swt.; berguna bagi manusia, dan bermanfaat bagi kesejahteraan dan pembangunan bangsa, negara, dan umat manusia.


D.                Hubungan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan


1.      Bimbingan dan Pendidikan


Bimbingan dengan pendidkan tidak ada perbedaan yang prinsip. Namun bimbingan tidak identik dengan pendidikan. Kegiatan bimbingan tidak dapat di pisahkan dari kegiatan pendidikan , secara keseluruhan. Sehingga pelaksanaan bimbingan yang baik akan menjadi salah satu factor keberhasilan dari kegiatan pendidikan. Untuk mencapai tujuan yang maksimal dari segala pendidikan, dituntut adanya pelayanan bimbingan di sekolah.


2.      Hubungan antara Bimbingan dan Pendidikan


Ada lima pola hubungan fungsional antara bimbingan dengan pendidikan, bimbingan identik dengan pendidikan, bimbingan sebagai pelengkap pendidikan, pola kurikuler bimbingan dan konseling, pola layanan, urusan, kesiswaan, dan bimbingan sebagai subsistem pendidikan pendidikan (Tohari Musnamar).


Sedang Moh. Surya mengatakan: “ Dalam bidang pendidikan bimbingan mendapat tempat dan peranan yang amat penting dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tak terpisahkan dari komponen lainya”.(Moh.Surya dalam Zainal Aqif, 2012: 31)


3.    Hubungan bimbingan dan konseling dalam Pendidikan


Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. harapan tersebut seringkali kandas dan tidak terwujut, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajr. untuk mengatasi masalah kesulitan belajar maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.


a)      Bimbingan Belajar


Bimbingan ini di maksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah. bimbingan ini antara lain meliputi :


1.      cara belajar, baik secara kelompok maupun individual


2.      cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar


3.      efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran


4.      cara mengatasi kesulitan-kesuitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu


5.      cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran


b)     Bimbingan Sosial


dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok. bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahakan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.


c)      Bimbingan dalam Mengatasi Masalah-Masalah Pribadi


Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. siswa yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi atau dipecahkan, akan cenderung mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibat prestasi belaar yang di capai rendah.


BAB III


PENUTUP


A.                Kesimpulan


Bimbingan konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseling merasa bahagia dan efektif perilakunya.


Hubungan antara bimbingan dengan konseling itu sangat erat sekali. Dari satu segi dapat kita lihat bahwa kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang atau kelompok orang, dan dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, di samping alat-alat yang lain.


Secara formal kedudukan bimbingan dan konseling ada dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, antara lain :


a)      UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1


b)      PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab X pasal 25 ayat 1


c)      UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6


Dalam bidang pendidikan bimbingan mendapat tempat dan peranan yang amat penting dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tak terpisahkan dari komponen lainya


B.                 Saran


Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah sehingga akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu a’lam.


DAFTAR PUSTAKA


Tohirin,. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA


Furqon,. 2005. Konsep Aplikasi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Bandung : Pustaka Bany Quraisy


Mamat. Supriatna,. 2001. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi.  Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA


Hidayat,. 2010. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Surabaya : CV. Putra Media Nusantara


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hubungan Bimbingan dan Konseling dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan"

Post a Comment