CONTOH SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SOSIAL SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 27 KABUPATEN TEBO
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SOSIAL SEKOLAH
DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 27
KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
SYAMSUL MA’ARIF
NIM: TM. 090 738
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
Mei 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran matematika
merupakan proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui
serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh
kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. matematika merupakan salah
satu mata pelajaran yang sangat penting untuk menunjang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini terlihat dalam penerapan matematika pada berbagai displin
ilmu antara lain ilmu kedokteran, pertanian, peternakan, ekonomi, dan
sebagainya. Untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tentu penguasaan
matematika harus ditingkatkan pula. Bermacam-macam cara dilakukan guru untuk
menciptakan proses pengajaran yang efektif dan efisien. Hal ini bertujuan agar
hasil belajar matematika yang diinginkan tercapai.
Pembelajaran matematika,
hasil belajar matematika merupakan salah satu indikator yang menentukan
kualitas pendidikan matematika. Untuk mendapatkan hasil belajar matematika yang
baik, siswa tidak hanya sekedar mengerti dan hafal konsep-konsep matematika,
melainkan siswa juga memahami konsep tersebut dan mengerti keterkaitakn antara
satu konsep dengan konsep lainnya.
Konsep atau materi
matematika relative susah, karena konsep-konsep tersebut yang menjadikan
matematika sulit untuk dipahami oleh siswa. Kebanyakan para siswa saat
mendengarkan mata pelajaran matematika langsung mengatakan matematika adalah
mata pelajaran yang susah dan tidak disukainya. Dalam bayangan mereka pastilah
matematika adalah suatu mata pelajaran yang mengerikan karena mereka harus
bertemu dengan angka-angka dan rumus-rumus. Oleh karena itu penting sekali bagi
guru untuk mencarikan cara yang baik agar siswa lebih aktif dan semakin
berminat dalam belajar matematika.
Berdasarkan pengamatan dan
wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 27 Tebo diperoleh informasi bahwa selama ini metode belajar yang
digunakan masih klasik. Keterlibatan guru dalam belajar masih dominan sehingga siswa
tidak terlibat langsung selama pembelajaran. Siswa cendrung menerima apa saja
yang diberikan oleh guru, tidak termotivasi untuk turut aktif selama
berlangsungnya proses belajar mengajar. Selain itu siswa juga sedikit sekali
yang memiliki buku pedoman matematika. Siswa hanya membawa buku catatan dan
menulis materi yang diajarkan oleh guru. Siswa juga jarang sekali ada yang
bertannya jika mengalami kendala dalam belajarnya, mereka cendrung menyimpan
sendiri jika mereka tidak memahami materi yang diajarkan.
Faktor yang mempengaruhi rendahnya
hasil belajar khususnya pelajarn matematika, diantarannya minat dan motivasi
siswa. Faktor yang lainnya yaitu faktor lingkungan baik lingkungan sekolah dan
juga lingkungan disekitar tempat tinggal dan kurangnya sarana dan prasarana
pendidikan yang mendukung seperti alat-alat laboratorium, cara guru
menyampaikan pembelajaran yang berkaitan dengan metode dan media yang digunakan
serta masih banyak faktor-faktor yang lainnya. Hal ini terbukti dengan masih
rendahnya hasil belajar matematika yang terlihat dari hasil ujian semester yang
diperoleh oleh siswa.
“Keberhasilan belajar siswa secara mendasar dipengaruhi oleh dua faktor,
yakni faktor intern dan faktor ekstern. Hal-hal yang mencakup faktor intern
adalah antara lain kecerdasan, bakat, minat, motif, perhatian, kesehatan
jasmani, dan cara belajar. Sedangkan yang mencakup faktor ekstern antara lain
lingkungan alam, lingkungan keluarga,masyarakat, sekolah, dan pelajaran” (Slameto,
2003, h. 54)
Faktor lingkungan sekolah
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Lingkungan
belajar siswa itu ditentukan oleh dua unsur yaitu,unsur lingkungan non-sosial
dan unsur lingkungan sosial. Unsur non-sosial seperti gedung sekolah serta
letaknya, rumah tempat tinggal siswa, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan
untuk belajar. Sedangkan unsur lingkungan sosial meliputi, guru, teman
sepermainan, tetangga dan masyarakat.
Unsur lingkungan sosial siswa yang saling mendukung dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini, terjadi dengan adanya kerjasama yang baik antara
guru dan siswa, siswa dengan siswa dan masyarakat di sekolah.
Lingkungan sosial di sekolah
dengan hasil belajar memiliki hubungan kausal yang bersifat sebab akibat,
dimana antara lingkungan sosial di sekolah dengan hasil belajar tidak timbul
secara bersamaan karena lingkungan sosial di sekolah mempengaruhi kemudian
hasil belajar, atau hasil belajar dipengaruhi oleh lingkungan sosial di
sekolah.
Hasil pengamatan di lapangan
menunjukkan bahwa lingkungan sosial di sekolah siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 27 Tebo sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
ditunjukknan dengan hasil belajar siswa masih banyak ada yang belum mencapai
standar ketuntasan sekolah (Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajarn
matematika Bapak Triyono, S.Pd bahwa standar ketuntasan matapelajaran
matematika adalah 65) hal ini disebabkan karena perbedaan setiap siswa dalam
menghadapi keadaan lingkungan sosial di sekolah juga pasti berbeda-beda.
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan dan fenomena yang terjadi di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 27 Kabupaten Tebo yang diuraikan di atas, maka penulis
termotivasi untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Hubungan antara
Lingkungan Sosial Sekolah dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah
Mengengah Pertama Negeri 27 Kabupaten Tebo’’.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah
hasil belajar matematika siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Tebo, kurang maksimal disebabkan
oleh beberapa faktor:
1.
Matematika
masih dianggap sebagai pelajaran yang tidak mudah untuk memahaminya karena
berhubungan dengan angka-angka dan rumusrumus. Sehingga pemikiran tersebut
membuat siswa malas untuk mempelajarinya dan memnebabkan hasil belajar yang
jauh dari harapan.
2.
Metode
belajar yang digunakan masih kelasik.
3.
Keterlibataan
guru dalam mengajar masih domain sehingga siswa tidak terlibat langsung selama
pembelajaran. Siswa cendrung menerima apa saja yang diberikan oleh guru, tidak
termotivasi untuk turut aktif selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
4.
Masih
banyak siswa yang tidak memiliki buku pedoman matematika. Siswa hanya membawa
buku catatan dan menulis materi yang diajarkan oleh guru. Siswa juga jarang
sekali ada yang bertanya jika mengalami kendala dalam belajarnya, mereka
cendrung menyimpan sendiri jika mreka tidak memahami materi yang diajarkan.
5.
Faktor
intern meliputi: kecerdasan, bakat, minat dan motivasi siswa kurang maksimal.
6.
Faktor
ekstern meliputi: lingkungan sosial sekolah dan lingkungan tempat tinggal yang
kurang mendukung.
Faktor penyebab kurangnya
optimal hasil belajar matematika di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27
Kabupaten Tebo diduga karena faktor lingkungan sosial sekolah yang kurang
kondusif.
C.
Pembatasan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas
banyak sekali faktor yang mempengarhi hasil belajar matematika siswa, agar
peneliti terfokus maka peneliti perlu membatasi agar tidak menyimpang dari permasalahan
yang ada. Maka peneliti membatasi penelitian ini sebagai berikut:
1.
Lingkungan belajar yang diteliti disini adalah
lingkungan sosial sekolah yang berada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27
Kabupaten Tebo.
2.
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa di kelas VIII Sekolah Mengengah Pertama
Negeri 27 Kabupaten Tebo.
3.
Hasil
belajar peneliti diperoleh daru guru mata pelajaran matematika yang merupakan
hasil nilai rapor bayangan smester ganjil siswa kelas VIII di Sekolah Mengengah
Pertama Negeri 27 Kabupaten Tebo
D.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi pokok
masalah penenelitian ini adalah : Apakah terdapat hubungan yang signifikan
antara lingkungan sosial sekolah terhadap hasil belajar matematika siswa
Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Kabupaten Tebo.
E.
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian Penellitian ini bertujuan: Untuk mengetahui hubungan antara
lingkungan sosial sekolah terhadap hasil
belajar matematika siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Kabupeaten Tebo.
2.
Kegunaan
Penelitian
a.
Teoritis
Menambah
khasanah ilmu pengetahuan penulis dalam dunia pendidikan pada umumnya dan
pendidikan matematika pada khususnya.
b.
Praktis
1.
Sekolah Untuk mengetahui sejauh mana
lingkungan sosial sekolah mempengaruhi hasil belajar matematika siswa pada mata
pelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Kabupaten Tebo.
2.
Guru
Untuk sumbangan pemikiran guru bahwa lingkungna sosial sekolah siswa harus
diperhatikan karena lingkungan sosial sekolah mempengaruhi hasil belajar siswa,
sehinggaa peserta didik dapat menyelesaikan program pendidikan secara lebih
cepat sesuai dengan potensinya.
3.
Penulis
Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika
di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA FIKIR, DAN
HIPOTESIS
A.
Deskripsi
Teoritik
1. Hasil
Belajar Matematika
Menurut
Gagne yang dikutip oleh Agus Suprijono (2009, h.2) berpendapat bahwa “belajar
adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui
aktivitas”.
“Hasil
belajar adalah pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan
khusus yang direncanakan”(Wina Sanjaya, 2010, h.13).
“Hasil
belajar adalah apa bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku pada seseorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti”(Oemar Hamalik, 2013, h.30). Jadi hasil belajar dapat
dilihat dari setiap perubahan aspek-aspek tertentu seperti perubahan tingkah
laku dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak paham menjadi paham.
“Hasil
belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertianpengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”(Agus Suprijono, 2009, h.5). jadi hasil
belajar adalah segala bentuk perbuatan, nilai, pengrtian, apresiasi dan
keterampilan yang kita dapat setelah melalui proses pembelajaran.
Ruang
lingkup penelitian hasil belajar yang dimaksud di sini adalah hasil belajar
pada ranah kognitif. “Hasil belajar kognitif adalah perubahan prilaku yang
terjadi dalam kawasan kognisi”(Purwanto, 2008, h.50)
Uraian di
atas para ahli dapat disintesiskan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
yang berupa perubahan tingkah laku, perubahan dari tidak tahu menjadi tahu,
perubahan dari tidak paham menjadi paham. Suatu hasil belajar bisa juga berupa
penilaian terhadap kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang
bias berupa angka-angka atau skor yang diperoleh melalui hasil tes.
Proses belajar dan juga hasil
belajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena hasil belajar akan
dipengaruhi oleh proses belajar. Untuk itu, semua faktor yang mempengaruhi
proses belajar perlu dioptimalkan untuk mencapai hasil yang baik. Proses
belajar mengajar yang terjadi di lingkungan sekolah baik di dalam kelas maupun
diluar kelas akan sangat menentukan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
yang diberikan guru untuk siswa.
2. Lingkungan
Sosial Sekolah
“lingkungan
adalah segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, baik
yang bersifat fisiologis, psikologis maupun sosial kultural”(M. Dalyono, 2010,
h.129). Jadi yang dimaksud dengan lingkungan disini merupakan segala bentuk
dorongan baik yang ada di dalam maupun di luar siswa dan bisa bersifat jasmani,
rohani maupun kebudayaan mesyarakat.
“Lingkungan
sosial ialah semua orang/ manusia lain yang mempengaruhi kita”(M. Dalyono,
2010, h.133). jadi yang dimaksud dengan lingkungan sosial disini adalah semua
unsur masyarakat yang dapat memberikan pengaruh kepada kita dalam berbuat dan
beradaptasi.
Menurut
Ahmad Rohani (2004), “Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang bisa
mendukung pembelajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai sumber
belajar”(h.19). Jadi yang dimaksud dengan Lingkungan belajar adalah segala hal
yang memberikan dorongan terhadap pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai
sumber pembelajaran.
Menurut
Zahara Indris dan Lisma Jamal (1992), “lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di dalam diri dan di luar anak dalam
semesta”(h.41). Jadi lingkungan adalah semua yang ada diluar maupun didalam
diri seorang anak dalam alam semesta ini.
“Lingkungan
sosial sekolah ialah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman
sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa”(Muhibbin Syah, 2012,
h.154). Jadi yang dimaksud lingkungan sosial sekolah ialah orang-orang yang
berada di sekolah yang mempengaruhi siswa seperti guru, para staf administrasi,
dan teman-teman sekelasnya.
Uraian di
atas berpendapat bahwa para ahli dapat disintesiskan bahwa lingkungan sosial
sekolah yang dimaksud adalah semua masyarakat sekolah yang ada di lingkungan
anak yang sedang belajar di sekolah yaitu Guru, teman sebangku, teman sekelas,
dan tetangga kelas.
B.
Studi
Relevan
Studi yang relvan dari
penelitian ini antara lain:
1.
Muhardiana
(2012), “Hubungan Antara Lingkungan Sekolah dengan Motivasi Belajar Matematika
Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Lubuk Ruso”. Setelah Muhardiana melakukan
analisis data dengan menggunakan rumus pruduct moment, dapat diketahui harga
rhitung sebesar 0,546 , pada n = 44 dan α 1% dan 5% diperoleh rtabel sebesar
0,393 dan 0,304 , maka rtabel < rhitung
> rtabel atau 0,393 < 0,546 > 0,304 , terlihat bahwa rhitung lebih
besar dari rtabel pada taraf 1% dan 5%. Ini berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar matematika kelas
VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Lubuk Ruso, dan hubungan ini berkekuatan
sedang karena berada pada 0,40 – 0,70. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa
antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar matematika terdapat
hubungan yang sedang, artinya jika lingkungan sekolah kondusif maka motivasi
belajar siswa akan tinggi, begitu juga sebaliknya jika lingkungan sekolah tidak
kondusif maka motivasi belajar siswa akan rendah.
2.
Kasmir
(2011), “Hubungan antara Interaksi Sosial dengan Hasil Belajar Matematika Siswa
di Madrasah Tsanawiyah Darud Da’wah Wal-Irsyad Bentang Kecamatan Sungnai Batang
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau”. Kasmir melakukan analisis data dengan
menggunakan rumus korelasi kofisien kontingensi, dengan df sebesar 46 diperoleh
rtebel dengan taraf signifikan 5% df 48 = 0,285, sedangkan pada taraf signifikan
1% df 48 = 0,368. Ternyata rhitung > rtabel atau 0,285 < 0,602 >
0,368. Ini berarti terdapat korelasi yang signifikan antara interaksi sosial
dengan hasil belajar matematika siswa di Madrasah Tsanawiyah Darud Da’wah
Wal-Irsyad Bentang Kecamatan Sungnai Batang Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi
Riau. Dan hubungan ini berkekuatan sedang atau cukupan karena berada pada 0,40
– 0,70. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa hubungan antara interaksi sosial
dengan hasil belajar matematika terdapat hubungan yang sedang.
C.
Kerangka
Berfikir
Belajar merupakan proses
perubahan yang di dalamnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah faktor ekstern antara lain lingkungan alam, lingkungan keluarga,
masyarakat, sekolah, dan pelajaran. Faktor lingkungan sekolah merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Lingkungan belajar siswa itu
ditentukan oleh dua unsur yaitu,unsur lingkungan non-sosial dan unsur
lingkungan sosial. Peneliti disini hanya memfokuskan pada faktor ekstern yaitu
lingkungan yang hanya pada lingkungan sosial sekolah. Untuk itu semakin
kondusif dan mendukung lingkungan sosial yang ada disekolah maka, di mungkinkan
semakin baik hasil belajarnya. Sebaliknya, jika lingkungan sosial sekolah
kurang mendukung dan kurang kondusif maka, dimungkinkan hasil belajarnya juga
kurang maksimal.
Berdasarkan kerangka
berpikir tersebut dapat diduga kuat terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara lingkungan sosial sekolah dengan hasil belajar matematika
siswa. Adapun kerangka pikir dalam
penelitian ini adalah:
D.
Hipotesis
Penelitian
“Hipotesis merupakan
kesimpulan yang diambil dari teori untuk menjawab permasalahan yang
diajukan dalam penelitian” (Mardalis, 2008, h.48).
“hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”(Sugiono, 2013,
h.96). Untuk menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang akan diteliti
ini, maka akan dikemukakan hipotesis dari penelitian ini, yaitu : Ha :Terdapat
hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial sekolah terhadap hasil
belajar matematika siwa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Kabupaten Tebo.
Ho :Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial sekolah
terdahap hasil belajar matematika siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27
Kabupaten Tebo.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
(2002). Al Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Al-Hidayah.
---------.
(2012). Panduan Skripsi. Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi:
IAIN.
Agus
Suprijono. (2009). Kooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Anas
Sudijono. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Ahmad
Rohani. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Husaini
Usman dan Purnomo Setiady Akbar.(2006). Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kasmir.
“Hubungan antara Interaksi Sosial dengan Hasil Belajar Matematika Siswa di
Madrasah Tsanawiyah Darud Da’wah Wal-Irsyad Bentang Kecamatan Sungnai Batang
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau”. Skripsi. IAIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, 2011.
Mardalis.
(2008). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.
Muhardiana.
”Hubungan Antara Lingkungan Sekolah dengan Motivasi Belajar Matematika Siswa di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Lubuk Ruso”. Skripsi. IAIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, 2012.
Muhibbin
Syah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
M.
Dalyono. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta.
Oemar
Hamalik. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto.
(2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
(http://rasekoblogspot.com)
Riduwan.
(2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan peneliti pemula.
Bandung: Alfabeta.
----------.(2013).
Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.
Slameto.(2003).
Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Sugiyono.
(2013). Metode Pendidikan Penelitian (pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Syaiful
Sagala. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta.
Wina
Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Zahara
Idris dan lisma Jamal. (1992). Pengantar pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.
SELENGKAPNYA HUBUNGI VIA EMAIL @arifridiawan1001@gmail.com
0 Response to "CONTOH SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SOSIAL SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 27 KABUPATEN TEBO"
Post a Comment